Tangisan Hati
Ku simpan semua rasa ini, karna ku tak ingin kau sedih ...
Ku simpan semua sakit ini, karna ku tak ingin kau menangis
Apa kah ku tak pantas untuk mu, sehinga kau sakiti aku dan membuatku menderita
Apa kah ku tak bisa dengan mu, aku akan pergi jauh ...
Aku tau kau masih sayang pada ku
Aku tau kau masih cinta pada ku
Kau tak pernah mengerti perasaan ku sesunguhnya
Dimana pengertian mu kepada ku di saat ku jatuh
Aku hanya menunggu sebuah harapan yang mungkin terjadi
Cobalah mengerti aku lebih dalam karena hati ku menangis :(
Kamis, 29 Desember 2011
Cita cita
Hitam Putih
Perjalanan yang singkat penuh dengan impian..
Hadirlah sejuta kenangan dari sebuah pengalaman..
Tak pernah ku mengira akan datang sebuah keajaiban
Dimna keinginan itu hanyalah sebuah harapan kosong..
Kan slalu ku ingat kalian yg telah pergi dengan senyum dan tawa bahagia meninggalkan yang terbaik bagi kita semua ..
Mereka tidak akan mengerti karena mereka tidak menerima sesuatu dengan apa adanya,
Karena mereka hanya melihat dari satu sudut pandang saja,
Karena mereka tidak pernah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang telah d'perbuatnya..
Terus raihlah cita citamu setinggi mungkin tunjukan kepada dunia bahwa kita BISA :)
Perjalanan yang singkat penuh dengan impian..
Hadirlah sejuta kenangan dari sebuah pengalaman..
Tak pernah ku mengira akan datang sebuah keajaiban
Dimna keinginan itu hanyalah sebuah harapan kosong..
Kan slalu ku ingat kalian yg telah pergi dengan senyum dan tawa bahagia meninggalkan yang terbaik bagi kita semua ..
Mereka tidak akan mengerti karena mereka tidak menerima sesuatu dengan apa adanya,
Karena mereka hanya melihat dari satu sudut pandang saja,
Karena mereka tidak pernah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang telah d'perbuatnya..
Terus raihlah cita citamu setinggi mungkin tunjukan kepada dunia bahwa kita BISA :)
Harapan harapan di masa depan
SAYA BISA JADI APA ?
Pertanyaan Pertama A:
Pernahkan Anda melihat tukang sampah?
Apa yang Anda lihat?
Bisakah Anda melihat masa depannya?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang pantas bagi dia di masa
depan apa jawaban Anda?
Pertanyaan Kedua:
Sekarang saya balik.
Pernahkan Anda melihat seorang Presiden?Apa yang Anda lihat?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang ia lakukan dahulu, apa jawabannya?
Tahukah Anda kedua pertanyaan di atas bisa diajukan pada 1 orang yang sama?
Maksudnya?
Jika Anda tanya pada Lee Myung Bak maka jawaban pertanyaan pertama
adalah pertanyaan kedua dan sebaliknya
Lee Myung Bak dulu bekerja sebagai tukang sapu di pinggir jalan, kini
menjabat Presiden di Korea Selatan
Lyndon B. Johnson juga demikian.Dulu ia tukang sampah dan kemudian
terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Profesimu hari ini tidak menunjukkan profesimu di masa depan.
Apa yang ada dipikiran dan hatimu saat ini lah yang akan menentukan
masa depanmu.
Apa profesimu hari ini?Apakah Anda pekerja rendahan?Apakah Anda cuma
buruh biasa?Apakah Anda cuma pesuruh?
Jangan khawatir dengan masa depanmu, karena profesimu hari ini,
serendah apapun itu tidak menunjukkan masa depanmu.Pikiran mu lah yang
menentukan.Dream mu yang menentukan masa depanmu.
Jika Anda Ingin sukses, pekerjaan apapun yang sedang kita jalani,
serendah apapun posisinya,
profesimu hanya batu loncatan untuk maju.
Lee Myung Bak ketika jadi tukang sapu, tahu itu hanya sementara.
Lyndon B Johnson ketika jadi tukang sampah tahu itu hanya sementara.
Banyak orang yang dulunya pelayan, tukang
koran, supir, buruh, kuli bangunan, sekarang kita kenal sebagai
selebriti dunia, politisi kuat, orang terkaya di dunia dan berada di
puncak kesuksesan.
Semua contoh yang ada cukup untuk mengatakan,
Anda bisa dia APA SAJA di masa depan,
tidak peduli APA PROFESIMU saat ini.
Pertanyaan Pertama A:
Pernahkan Anda melihat tukang sampah?
Apa yang Anda lihat?
Bisakah Anda melihat masa depannya?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang pantas bagi dia di masa
depan apa jawaban Anda?
Pertanyaan Kedua:
Sekarang saya balik.
Pernahkan Anda melihat seorang Presiden?Apa yang Anda lihat?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang ia lakukan dahulu, apa jawabannya?
Tahukah Anda kedua pertanyaan di atas bisa diajukan pada 1 orang yang sama?
Maksudnya?
Jika Anda tanya pada Lee Myung Bak maka jawaban pertanyaan pertama
adalah pertanyaan kedua dan sebaliknya
Lee Myung Bak dulu bekerja sebagai tukang sapu di pinggir jalan, kini
menjabat Presiden di Korea Selatan
Lyndon B. Johnson juga demikian.Dulu ia tukang sampah dan kemudian
terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Profesimu hari ini tidak menunjukkan profesimu di masa depan.
Apa yang ada dipikiran dan hatimu saat ini lah yang akan menentukan
masa depanmu.
Apa profesimu hari ini?Apakah Anda pekerja rendahan?Apakah Anda cuma
buruh biasa?Apakah Anda cuma pesuruh?
Jangan khawatir dengan masa depanmu, karena profesimu hari ini,
serendah apapun itu tidak menunjukkan masa depanmu.Pikiran mu lah yang
menentukan.Dream mu yang menentukan masa depanmu.
Jika Anda Ingin sukses, pekerjaan apapun yang sedang kita jalani,
serendah apapun posisinya,
profesimu hanya batu loncatan untuk maju.
Lee Myung Bak ketika jadi tukang sapu, tahu itu hanya sementara.
Lyndon B Johnson ketika jadi tukang sampah tahu itu hanya sementara.
Banyak orang yang dulunya pelayan, tukang
koran, supir, buruh, kuli bangunan, sekarang kita kenal sebagai
selebriti dunia, politisi kuat, orang terkaya di dunia dan berada di
puncak kesuksesan.
Semua contoh yang ada cukup untuk mengatakan,
Anda bisa dia APA SAJA di masa depan,
tidak peduli APA PROFESIMU saat ini.
Kegelisahan
Aku
dan Bisu
saat
semua berpindah dalam gelap
dan
senyum terlelap
melangkah
searah dengan sepi
aku
terasing dalam keramaian
disana
mereka berbicara tanpa suara..
menambah
gelisah.....
daun
pun diam pasrah saat jatuh di pelupuk tanah...
apakah
memang kali ini ku harus dengan sepi..
jika
memang harus aku berdiri dalam sendiri....
biarkan
aku ditemani cahaya dariMu..
walau
setitik....
agar
aku biarkan raga ini bersama senyap ini
dan
akhirnya aku tersadar dalam gelisah
Cara mengatasi kegelisahan
BAGAIMANA CARA MENGATASI KETAKUTAN DAN KEGELISAHAN?
Anda adalah pemilik dari segala
pikiran, perasaan akan ketakutan atau keberanian bergantung dari bagaimana cara
Anda mengaturnya. Semakin Anda dapat menyeimbangkan perasaan dan pikiran,
semakin dekat Anda untuk menjadi self mastery.
Menurut
Willian Shakespeare dari seluruh hawa nafsu, ketakutan adalah yang terburuk.
Pernahkah Anda merasa ketakutan atau gelisah secara tiba-tiba atau justru
tenggelam dalam ketakutan? Bagaimana cara Anda mengatasinya? Apakah Anda
berusaha menerimanya atau mengatasinya atau bergulat dengan perasaan tersebut?
Pernahkah Anda bertanya pada diri Anda sendiri mengapa perasaan tersebut
terjadi dan apa yang telah membuat Anda mengalami perasaan tersebut? Jika saya
berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada yang perlu kita takutkan, melainkan
cukup dimengerti, setujukah Anda? Hem, sepertinya kali ini saya terlalu banyak
bertanya ya. Nah untuk menjawab pertanyaan saya tersebut, kita diskusikan saja
yuk.
Pertama dan yang terpenting adalah, saya ingin Anda bertanya kepada diri Anda sendiri. Tanyakan pada diri Anda mengapa perasaan tersebut terjadi? Apa yang membuat Anda merasakan ketakutan? Setelah melakukan dialog dengan diri Anda sendiri, Anda dapat memutuskan apakah Anda akan membiarkan diri Anda terbelenggu dengan perasaan tersebut atau mengatasinya untuk segera keluar dari perasaan tersebut. Tentunya Anda memutuskan yang terbaik untuk diri Anda sendiri bukan dengan berusaha keluar dari rasa ketakutan?
Berdasarkan hasil dialog tersebut, apa yang telah membuat Anda merasa ketakutan? Apakah rasa takut tersebut timbul akibat rasa panik/bingung/malu/menghindari kenyataan/mudah marah/tersinggung atau karena ego Anda semata?
Kedua, ketakutan hanya butuh pengertian. Untuk mengerti apa sebenarnya yang Anda takutkan, Anda diminta untuk merubah cara Anda berpikir dari Perasaan Pertama menuju Perasaan Kedua. Supaya lebih jelas, yuk kita baca pelan-pelan sambil diresapkan dalam hati kalimat yang ada dibawah ini.
Pertama dan yang terpenting adalah, saya ingin Anda bertanya kepada diri Anda sendiri. Tanyakan pada diri Anda mengapa perasaan tersebut terjadi? Apa yang membuat Anda merasakan ketakutan? Setelah melakukan dialog dengan diri Anda sendiri, Anda dapat memutuskan apakah Anda akan membiarkan diri Anda terbelenggu dengan perasaan tersebut atau mengatasinya untuk segera keluar dari perasaan tersebut. Tentunya Anda memutuskan yang terbaik untuk diri Anda sendiri bukan dengan berusaha keluar dari rasa ketakutan?
Berdasarkan hasil dialog tersebut, apa yang telah membuat Anda merasa ketakutan? Apakah rasa takut tersebut timbul akibat rasa panik/bingung/malu/menghindari kenyataan/mudah marah/tersinggung atau karena ego Anda semata?
Kedua, ketakutan hanya butuh pengertian. Untuk mengerti apa sebenarnya yang Anda takutkan, Anda diminta untuk merubah cara Anda berpikir dari Perasaan Pertama menuju Perasaan Kedua. Supaya lebih jelas, yuk kita baca pelan-pelan sambil diresapkan dalam hati kalimat yang ada dibawah ini.
Perasaan Pertama
- Panik dan bingung
- Malu/takut kehilangan muka
- Berusaha menghindari kenyataan
- Mudah marah dan tersinggung
- Ingin berhenti ketika melakukan sesuatu
- Ego pribadi kita
Perasaan Kedua
- Menjelaskan perasaan dan tujuan Anda
- Berani keluar dari perasaan nyaman
- Meningkatkan kesadaran dan menerima kenyataan
- Mengerti tingkat kemampuan diri kita dan berusaha meningkatkannya
- Ingin melangkah kedepan dengan semangat dan hati-hati
- Merespon dengan sepenuh hati
Dalam bukunya Inner Skiing, W. Timothy Gallwey and Robert Kriegel mengatakan bahwa ada dua macam perasaan takut. Perasaan Pertama dan Perasaan Kedua. Perasaan Pertama justru membuat diri kita semakin terbelenggu kedalam ketakutan, sedangkan perasaan kedua mendorong diri kita untuk keluar dari rasa ketakutan secara efektif. Perasaan Kedua mendorong diri kita memusatkan perhatian, membuat adrenalin kita untuk selalu berusaha semaksimal mungkin serta mendorong kita untuk memiliki persepsi yang tajam dan bijaksana. Perasaan Kedua membuat diri kita untuk melakukan tindakan secara efektif daripada Perasaan Pertama yang membuat diri kita selalu protektif.
- Menjelaskan perasaan dan tujuan Anda
- Berani keluar dari perasaan nyaman
- Meningkatkan kesadaran dan menerima kenyataan
- Mengerti tingkat kemampuan diri kita dan berusaha meningkatkannya
- Ingin melangkah kedepan dengan semangat dan hati-hati
- Merespon dengan sepenuh hati
Dalam bukunya Inner Skiing, W. Timothy Gallwey and Robert Kriegel mengatakan bahwa ada dua macam perasaan takut. Perasaan Pertama dan Perasaan Kedua. Perasaan Pertama justru membuat diri kita semakin terbelenggu kedalam ketakutan, sedangkan perasaan kedua mendorong diri kita untuk keluar dari rasa ketakutan secara efektif. Perasaan Kedua mendorong diri kita memusatkan perhatian, membuat adrenalin kita untuk selalu berusaha semaksimal mungkin serta mendorong kita untuk memiliki persepsi yang tajam dan bijaksana. Perasaan Kedua membuat diri kita untuk melakukan tindakan secara efektif daripada Perasaan Pertama yang membuat diri kita selalu protektif.
Ketiga,
lepaskan perasaan yang telah menyesakkan hati Anda. Ketika menghadapi perasaan
tersebut, jangan belenggu diri Anda kedalam kesempurnaan. Cara yang terbijak
adalah katakan dan ucapkan secara tegas kepada diri Anda bahwa Anda ingin
berubah. Ketika Anda mengucapkan kalimat tersebut, Anda tidak perlu memikirkan
bagaimana Anda merubah perasaan tersebut. Yang perlu Anda lakukan hanyalah
mengucapkan kata-kata tersebut setiap hari sambil memelihara perasaan
keingin-tahuan Anda akan apa yang terjadi.
Keempat, saya menunggu berita dari Anda setelah Anda mempraktekkan langkah-langkah tersebut. Lakukan sekarang atau Anda akan menghabiskan waktu Anda tenggelam dalam kesedihan? Ketika praktek, Anda dapat mendiskusikan dengan saya setiap waktu. Saya dengan senang hati melakukannya.-Mungkin Anda bertanya, sesederhana itukah untuk mengusir ketakutan? Dengan hanya merubah pola piker dari Perasaan Pertama ke Perasaan Kedua dan mengucapkan keinginan berubah setiap hari? Mau tahu jawabannya? Jawabannya, ya memang sesederhana itu. Sesederhana Anda merubah pola pikir Anda dari Perasaan Pertama ke Perasaan Kedua sebagaimana saya gambarkan diatas.
Mengapa? Karena Anda adalah pemilik dari segala pikiran, perasaan akan ketakutan atau keberanian bergantung dari bagaimana cara Anda mengaturnya. Semakin Anda dapat menyeimbangkan perasaan dan pikiran, semakin dekat Anda untuk menjadi self mastery. Dan karena karena keinginan Anda untuk berubahlah yang justru mengantarkan diri Anda keluar dari ketakutan tersebut. Mudah bukan? Yuk segera kita usir rasa ketakutan yang selama ini menghinggapi diri Anda? Bukankah Anda memiliki banyak keinginan dan ingin meraihnya? Anda tahu jawabannya bukan?
Keempat, saya menunggu berita dari Anda setelah Anda mempraktekkan langkah-langkah tersebut. Lakukan sekarang atau Anda akan menghabiskan waktu Anda tenggelam dalam kesedihan? Ketika praktek, Anda dapat mendiskusikan dengan saya setiap waktu. Saya dengan senang hati melakukannya.-Mungkin Anda bertanya, sesederhana itukah untuk mengusir ketakutan? Dengan hanya merubah pola piker dari Perasaan Pertama ke Perasaan Kedua dan mengucapkan keinginan berubah setiap hari? Mau tahu jawabannya? Jawabannya, ya memang sesederhana itu. Sesederhana Anda merubah pola pikir Anda dari Perasaan Pertama ke Perasaan Kedua sebagaimana saya gambarkan diatas.
Mengapa? Karena Anda adalah pemilik dari segala pikiran, perasaan akan ketakutan atau keberanian bergantung dari bagaimana cara Anda mengaturnya. Semakin Anda dapat menyeimbangkan perasaan dan pikiran, semakin dekat Anda untuk menjadi self mastery. Dan karena karena keinginan Anda untuk berubahlah yang justru mengantarkan diri Anda keluar dari ketakutan tersebut. Mudah bukan? Yuk segera kita usir rasa ketakutan yang selama ini menghinggapi diri Anda? Bukankah Anda memiliki banyak keinginan dan ingin meraihnya? Anda tahu jawabannya bukan?
URL :
google.com
Definisi Harapan
Snyder (2000) menyatakan
harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki individu untuk
menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi
yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan didasarkan pada
harapan positif dalam pencapaian tujuan. Snyder, Irving, & Anderson (dalam
Snyder, 2000) menyatakan harapan adalah keadaan termotivasi yang positif
didasarkan pada hubungan interaktif antara agency (energi yang mengarah
pada tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan). Snyder,
Harris, dkk (dalam Snyder, 2000) menjelaskan harapan sebagai sekumpulan
kognitif yang didasarkan pada hubungan timbal-balik antara agency (penentu
perilaku yang berorientasi tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai
tujuan).
Snyder (dalam Carr, 2004) mengkonsepkan harapan ke dalam dua komponen,
yaitu kemampuan untuk merencanakan jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dan agency atau motivasi untuk menggunakan jalur tersebut. Harapan
merupakan keseluruhan dari kedua komponen tersebut. Berdasarkan konsep ini,
harapan akan menjadi lebih kuat jika harapan ini disertai dengan adanya tujuan
yang bernilai yang memiliki kemungkinan untuk dapat dicapai,
bukan sesuatu yang mustahil
dicapai. Pemikiran hopeful mencakup tiga komponen, yaitu goal, pathway
thinking, dan agency thinking. Namun jika individu memiliki
keyakinan untuk mencapai tujuannya, maka individu tidak memerlukan harapan.
Sebaliknya, jika individu yakin bahwa ia tidak akan bisa maka ia akan menjadi hopeless.
Berdasarkan konseptualisasi ini, emosi positif dan negatif merupakan hasil dari
pemikiran hopeful atau hopeless yang memiliki tujuan. Pada
situasi adanya usaha untuk mencapai tujuan, perilaku hopeful akan
ditentukan oleh interaksi dari hal berikut:
a.
Seberapa bernilainya tujuan atau hasil yang ingin dicapai.
b.
Pemikiran mengenai jalur untuk mencapai tujuan dan harapan yang berkaitan
dengan seberapa efektif jalur/cara ini untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Pemikiran mengenai pribadi
dan seberapa efektif individu dalam mengikuti jalur untuk mencapai tujuan
tersebut.
Teori harapan juga menekankan
peran dari hambatan, stressor, dan emosi. Ketika menjumpai hambatan yang
menghalangi pencapaian tujuan, individu menilai kondisi tersebut sebagai sumber
stres. Berdasarkan postulat teori harapan, emosi positif dihasilkan dari
persepsi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan. Sebaliknya emosi negatif
mencerminkan kegagalan pencapaian tujuan, baik yang mengalami hambatan ataupun
tidak mengalami hambatan. Oleh karena itu, persepsi mengenai keberhasilan
pencapaian tujuan akan mendorong munculnya emosi positif dan negatif (Snyder
& Sympson, dalam Snyder, 2000). Kemudian emosi ini bertindak sebagai reinforcing
feedback.
URL : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29484/4/Chapter%20II.pdf
Perbedaan antara pandangan hidup dengann cita cita
Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna, dengan kemampuan
akal pikiran, perasaan, serta pemikiran sehingga manusia dapat menentukan jalan
hidupnya, apa yang harus mereka perbuat, harus mereka tinggalkan, ataupun apa
yang menjadi hak serta kewajiban mereka. Dalam hidupnya, manusia terus berjuang
untuk mencapai dan meraih suatu yang diharapkannya, karena manusia berusaha
untuk mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan, yaitu kesejahteraan,
kemakmuran, dan kedamaian dalam hidupnya. Terkadang manusia mendapatkan apa
yang tidak sesuai dengan harapannya, hal tersebut dapat saja dikarenakan mereka
tidak memiliki tujuan awal dari hidupnya, akan bagaimana, akan menjadi apa, dan
akan seperti apa kehidupan mereka kedepannya.
Suatu tujuan hidup, ataupun pandangan hidup sangat penting dalam kehidupan
seorang manusia. Tujuan, adalah tolak ukur dari sebuah takaran yang dapat
diraih dengan sebuah usaha. Tolak ukur yang dijadikan patokan, sejauh mana
orang harus berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Begitu pula
dengan cita-cita tau pandangan hidup. Didasarkan pada adanya harapan serta
keinginan untuk melakukan suatu perubahan, untuk melakukan sebuah gerakan untuk
meraih apa yang diinginkan, terutama untuk kehidupannya kelak.
Manusia pasti melakukan pengharapan, manusia pasti memiliki cita-cita dan
utjuan. Manusia yang tidak memiliki cita-cita adalah manusia yang hanya
bergantung pada apa yang ada, manusia yang hanya dapat menunggu nasib menjawab
kehidupannya. Hal tersebut sangatlah salah. Pada kenyataannya, tujuan, dan
cita-cita dalam hidup adalah sebuah motivasi, sebuah dorongan bagi seseorang
untuk dapat maju dan berkembang agar dirinya dapat menjadi pribadi yang lebih
baik sebelumnya. Tidak ada manusia yang selalu bergantung pada nasib, selalu
bergantung pada takdir atau keberuntungan. Allah pasti akan merubah kehidupan
seseorang (suatu kaum) jika orang (kaum) tersebut mau merubahnya dirinya
sendiri. Tidak ada yang tidak mungkin, jadikanlah sebuah cita-cita sebagai
motivasi untuk maju.
Sebuah tujuan, cita-cita, harapan, pandangan hidup, dan keinginan memiliki
arti yang hamper sama. Namun pada konteksnya kata-kata tersebut memiliki
perannya masing-masing dalam kehidupan seorang manusia. Tujuan, seorang manusia
harus memiliki tujuan hidup yang pasti, dan jelas. Apabila seorang manusia
memiliki tujuan hidup yang jelas maka hidupnya akan terarah, ia akan mengetahui
dengan pasti apa yang harus dicapai dari tujuan awal hidupnya. Dengan demikian
ia tidak akan merasa bingun untuk apa hidupnya, ditujukan untuk apa hidupnya,
dan mengapa ia melakukan sesuatu, karena semata-mata adalah untuk memperoleh
tujuan hidupnya yang mungkin hanya ia yang tahu, karena setiap orang memiliki
tujuan hidup yang berbeda-beda.
Cita-cita, biasanya dikaitkan dengan masa depan seseorang dan biasanya
dihubungkan dengan profesi seseorang nantinya. Orang yang memiliki cita-cita
adalah orang yang akan berusaha untuk mencapai cita-cita tersebut dengan
sungguh-sungguh. Cita-cita tidak dapat dianggap remeh, walaupun dari kecil
seseorang berharap atau berkata ingin menjadi ini, ingin menjadi itu, tetapi
bisa saja ucapa ntersebut terwujud, karena tidak aka nada yang tahu bagaimana
nasib seseorang kedepannya, tetapi pastinya harus ada bukti nyata usaha untuk
meriah cita-cita tersebut. Tidak aka nada pula cita-cita yang datang pada
seseorang dengan begitu mudahnya seperti turunnya hujan, suatu kesuksesan,
sebuah rasa bangga dan juga pencapaian yang diperoleh bukanlah semata-mata
karena keberuntungan, bukan semata-mata karena nasib, tapi karena kehendak-Nya
disertai dengan adanya ikhtiar manusia untuk meraihnya.
Sebuah harapan, biasanya diiringi dengan sebuah doa, doa yang ditujukan
seseorang untuk dapat meraih apa yang diharapkan. Harapan adalah sebuah
pebangkit, dengan adanya harapan, manusia akan bergerak dan bangkit, karena
setiap manusia pasti memiliki harapan, setiap manusia pasti berharap, mereka
memiliki hati nurani yang selalu ingin meminta, ingin selalu memiliki, dan ingin
selalu merasakan apa yang namanya rahmat. Rahmat yang diberikan Allah pada
manusia adalah sebuah harapan yang nyata, seseorang akan merasa bersyukur, akan
merasa senang dan hatinya akan tenang apabila apa yang diharapkannya terjadi,
namun bila tidak, terkadang manusia merasa bahwa ia mendapatkan yang tidak
seharusnya, yang tidak sesuai dengan harapannya. Sebaiknya manusia dapat
menyadari, apapun yang mereka harapkan, apapun yang mereka minta adalah
pemberian Allah, dan Allah lah yang mengetahui segalanya, yang baik dan buruk
bagi umat-Nya, maka dari itu hendaknya sellau bersyukur akan segala yang
diterima dan diperoleh, walaupun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pandangan hidup, adalah kata-kata yang paling jauh kedepan maknanya.
Pandangan hidup adalah pandangan seseorang mengenai bagaimana kehidupan
seseorang di masa depan, apa orang tersebut akan merasa bahagia atau sejahtera
di masa mendatang, atau malah sebaliknya. Orang yang memiliki pandangan hidup
yang baik, biasanya memiliki masa depan yang baik pula. Karena sejak dari
sekarang, atau sejak ia memikirkannya, orang tersebut akan secara otomatis
berhati-hati dalam bertindak, orang tersebut dapat memanajemen hidupnya dengan
baik dengan memilah mana yang baik serta mana yang buruk untuk hidupnya aoa
bila ia pilih, ia kerjakan, atau ia ambil daam sebuah pengambilan keputusan.
Namun orang yang demikian biasanya sangat berhati-hati dan biasanya terkesan
kaku, sehingga jika ia berada di lingkunag nyang tidak sesuai dnegan dirinya,
ia tidak akan dapat berbuat apa-apa. Maka dari itu, cobalah untuk menjadi orang
yang memiliki pandangan hidup yang sederhana, bijak dalam menentukan aa yang
baik dan buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Keinginan, hampir sama dengan harapan, namun biasanya suatu keinginan
diucapkan atau diungkapkan seseorang secara spontan. Seseorang akan
menginginkan sesuatu secara spontan, dan terkadang yang bersifat spontan itulah
yang dilakukan pertama kali oleh seseorang. Orang tersebut akan melakukan usaha
nyata untuk mendapt apa yang diinginkannya secara langsung, karena biasanya
yang secara langsung akan segera memunculkan ide, keberanian, dan perasaan
pantang menyerah untuk meraih segala hal.
Dari tujuan, cita-cita, harapan, pandangan hidup, dan keinginan merupakan
sebuah hal yang lazim dimiliki oleh seorang manusia. Hal tersebut dikarenakan
manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Mereka harus dapat memanfaatkan kelebihannnya masing-masing
dengan baik, dan harus dapat membuat apa yang menjadi kekurangan mereka dapat
tertutupi oleh kelebihannya. Maka dari itu hendaklah berusaha untuk mewujudkan
sebuah tujuan, serta pandangan hidup agar nantinya dapat memperoleh sesuatu
yang terbaik, walaupun terkadang tidak sesuai dengan harapa. Tetapi percayalah,
Allah akan memebrikan segala yang terbaik bagi umat-Nya karena Ia lah yang
mengetahui, memberi, menguasai, dan memiliki segalanya di dunia ini.
sumber : http://rendisigma.multiply.com/journal/item/24/TUJUAN_CITA-CITA_HARAPAN_DAN_PANDANGAN_HIDUP_ADALAH_PRIORITAS?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2FitemRabu, 28 Desember 2011
Definisi penderitaan
2.1. Pengertian
Penderitaan
Penderitaan dan
kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin.
Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
2.2. Penderitaan
Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan,
memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif
lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia,
bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan
lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena
yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa
penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan
tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan
penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon
telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas dari ingatan
kita, barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita terlompat dari surga
lantaran tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah tuhan dan lebih
menuruti nafsu dan bujukan syaitan.
2.3. Penderitaan
Sebagai Anak Penguasaan
Diatas telah
dikemukakan bahwa banyak factor yang sebenarnya menjadi penyebab penderitaan
manusia, pendekatan bisa saja diakibatkan oleh perang, bencana alam, musibah
atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun
demikian tidak jarang justru penderitaan dating atau disebabkan oleh unsure
manusia itu sendiri. Banyak factor bukti menunjukkan bahwa factor yang telah
disebut di atas mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan
manusia.
Manusia
sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu,
penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya.
Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan
anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
Penderitaan
manusia, sebagai buah dari praktek penguasaan, tidak lepas pula dari pengamatan
para sastrawan, atau bahkan pada seniman pada umumnya. Dan memang terhadap yang
satu ini mereka umumnya lebih mudah menangkan fenomena tersebut dan sekaligus
lebih vokal dalam menyuarakannya dibandingkan kelompok property lainnya.
2.4. Siksaan
Berbicara
tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang nerakadan dosa dan akhirnya
firman Tuhan dalam kitab suci Al – Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab
suci Al – Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya
tentang siksaan ini.
Dalam Al –
Quran surat – surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang –
orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana
ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para
ahli agama.
Berbicara
tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan
mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati,
siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan
manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami
siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung
ataupun tidak langsung.
2.5. Rasa Sakit
Rasa sakit
adalah rasa yang tidak enak bagi pendeirta, rasa sakit atau penyakit tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Penderitaan rasa sakit, dan siksaan
merupakan rangkaian yang satu dengan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan
rentetan sebab akibatnya. Karena siksaan orang merasa sakit dank arena merasa
sakit orang menderita.
Rasa sakit
banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan,
dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita dapat membuka rasa
keprihatinan manusia, rasa social, dermawan, dan sebagainya.
Tiap rasa
sakit atau penyakit ada obatnya hanya tergantung kepada penderita atau keluarga
penderita, apakah ada usaha atau tidak.
2.6. Neraka
Berbicara
tentang neraka maka lazimnya kita tentu ingat kepada dosa, juga terbayang dalam
ingatan kita yang luar biasa. Jelaslah bahwa antara mereka, siksaan, rasa sakit
dan penderitaan terdapat hubungan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Manusia
masuk neraka karena dosa, oleh karena itu, bila kita berbicara tentang dosa
berarti juga berkaitan tentang kesalahan . dalam Al – quran banyak yang berisi
tentang siksaan di neraka, atau ancaman siksaan.
Banyak
penderitaan yang dialami orang di dunia karena hebatnya penderitaan itu tak
ubahnya dengan neraka saja. Neraka atau penderitaan yang hebat itu menimbulkan
daa kreativitas manusia. Selain itu banyak media massa yang mengkomunikasikan
penderitaan hebat yang pilu dan haru membacanya, sehingga banyak orang yang
mengulurkan tangan ingin meringankan beban penderitaan sesamany. Karya budaya,
tulisan dan penderitaan dapat mengubah sikap mental manusia.
2.7. Manusia dan
Penderitaan
Penderitaan
adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh
siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal
dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor
internal dan faktor eksternal.
Dalam diri
manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi
penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa
dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin
dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya
menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa
bahagia.
Apabila
karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa
kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu
rasa takut.
Rasa takut
itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau
bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana
upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu
termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu
sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak
lain.
Kita sudah
tahu bahwa factor – factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor
internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia.
Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak
murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar
diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat
ulah manusia yang bersangkutan.
Langganan:
Postingan (Atom)