Kamis, 29 Desember 2011

Penderitaan

Tangisan Hati


Ku simpan semua rasa ini, karna ku tak ingin kau sedih ...
Ku simpan semua sakit ini, karna ku tak ingin kau menangis 

Apa kah ku tak pantas untuk mu, sehinga kau sakiti aku dan membuatku menderita
Apa kah ku tak bisa dengan mu, aku akan pergi jauh ...

Aku tau kau masih sayang pada ku
Aku tau kau masih cinta pada ku 

Kau tak pernah mengerti perasaan ku sesunguhnya
Dimana pengertian mu kepada ku di saat ku jatuh
Aku hanya menunggu sebuah harapan yang mungkin terjadi
Cobalah mengerti aku lebih dalam karena hati ku menangis :(

Cita cita

Hitam Putih

Perjalanan yang singkat penuh dengan impian..
Hadirlah sejuta kenangan dari sebuah pengalaman..
Tak pernah ku mengira akan datang sebuah keajaiban
Dimna keinginan itu hanyalah sebuah harapan kosong..
Kan slalu ku ingat kalian yg telah pergi dengan senyum dan tawa bahagia meninggalkan yang terbaik bagi kita semua ..

Mereka tidak akan mengerti karena mereka tidak menerima sesuatu dengan apa adanya,
Karena mereka hanya melihat dari satu sudut pandang saja,
Karena mereka tidak pernah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang telah d'perbuatnya..

Terus raihlah cita citamu setinggi mungkin tunjukan kepada dunia bahwa kita BISA :)

Harapan harapan di masa depan

SAYA BISA JADI APA ?


Pertanyaan Pertama A:
Pernahkan Anda melihat tukang sampah?
Apa yang Anda lihat?
Bisakah Anda melihat masa depannya?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang pantas bagi dia di masa
depan apa jawaban Anda?


Pertanyaan Kedua:
Sekarang saya balik.
Pernahkan Anda melihat seorang Presiden?Apa yang Anda lihat?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang ia lakukan dahulu, apa jawabannya?

Tahukah Anda kedua pertanyaan di atas bisa diajukan pada 1 orang yang sama?
Maksudnya?
Jika Anda tanya pada Lee Myung Bak maka jawaban pertanyaan pertama
adalah pertanyaan kedua dan sebaliknya

Lee Myung Bak dulu bekerja sebagai tukang sapu di pinggir jalan, kini
menjabat Presiden di Korea Selatan
Lyndon B. Johnson juga demikian.Dulu ia tukang sampah dan kemudian
terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.


Profesimu hari ini tidak menunjukkan profesimu di masa depan.
Apa yang ada dipikiran dan hatimu saat ini lah yang akan menentukan
masa depanmu.

Apa profesimu hari ini?Apakah Anda pekerja rendahan?Apakah Anda cuma
buruh biasa?Apakah Anda cuma pesuruh?

Jangan khawatir dengan masa depanmu, karena profesimu hari ini,
serendah apapun itu tidak menunjukkan masa depanmu.Pikiran mu lah yang
menentukan.Dream mu yang menentukan masa depanmu.

Jika Anda Ingin sukses, pekerjaan apapun yang sedang kita jalani,
serendah apapun posisinya,
profesimu hanya batu loncatan untuk maju.


Lee Myung Bak ketika jadi tukang sapu, tahu itu hanya sementara.
Lyndon B Johnson ketika jadi tukang sampah tahu itu hanya sementara.


Banyak  orang yang dulunya pelayan, tukang
koran, supir, buruh, kuli bangunan, sekarang kita kenal sebagai
selebriti dunia, politisi kuat, orang terkaya di dunia dan berada di
puncak kesuksesan.


Semua contoh yang ada cukup untuk mengatakan,
Anda bisa dia APA SAJA di masa depan,
tidak peduli APA PROFESIMU saat ini.

Kegelisahan


Aku dan Bisu


saat semua berpindah dalam gelap
dan senyum terlelap
melangkah searah dengan sepi
aku terasing dalam keramaian
disana mereka berbicara tanpa suara..
menambah gelisah.....
daun pun diam pasrah saat jatuh di pelupuk tanah...
apakah memang kali ini ku harus dengan sepi..
jika memang harus aku berdiri dalam sendiri....
biarkan aku ditemani cahaya dariMu..
walau setitik....
agar aku biarkan raga ini bersama senyap ini
dan akhirnya aku tersadar dalam gelisah

Cara mengatasi kegelisahan


BAGAIMANA CARA MENGATASI KETAKUTAN DAN KEGELISAHAN?

Anda adalah pemilik dari segala pikiran, perasaan akan ketakutan atau keberanian bergantung dari bagaimana cara Anda mengaturnya. Semakin Anda dapat menyeimbangkan perasaan dan pikiran, semakin dekat Anda untuk menjadi self mastery.

Menurut Willian Shakespeare dari seluruh hawa nafsu, ketakutan adalah yang terburuk. Pernahkah Anda merasa ketakutan atau gelisah secara tiba-tiba atau justru tenggelam dalam ketakutan? Bagaimana cara Anda mengatasinya? Apakah Anda berusaha menerimanya atau mengatasinya atau bergulat dengan perasaan tersebut? Pernahkah Anda bertanya pada diri Anda sendiri mengapa perasaan tersebut terjadi dan apa yang telah membuat Anda mengalami perasaan tersebut? Jika saya berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada yang perlu kita takutkan, melainkan cukup dimengerti, setujukah Anda? Hem, sepertinya kali ini saya terlalu banyak bertanya ya. Nah untuk menjawab pertanyaan saya tersebut, kita diskusikan saja yuk.

Pertama dan yang terpenting adalah, saya ingin Anda bertanya kepada diri Anda sendiri. Tanyakan pada diri Anda mengapa perasaan tersebut terjadi? Apa yang membuat Anda merasakan ketakutan? Setelah melakukan dialog dengan diri Anda sendiri, Anda dapat memutuskan apakah Anda akan membiarkan diri Anda terbelenggu dengan perasaan tersebut atau mengatasinya untuk segera keluar dari perasaan tersebut. Tentunya Anda memutuskan yang terbaik untuk diri Anda sendiri bukan dengan berusaha keluar dari rasa ketakutan?

Berdasarkan hasil dialog tersebut, apa yang telah membuat Anda merasa ketakutan? Apakah rasa takut tersebut timbul akibat rasa panik/bingung/malu/menghindari kenyataan/mudah marah/tersinggung atau karena ego Anda semata?

Kedua, ketakutan hanya butuh pengertian. Untuk mengerti apa sebenarnya yang Anda takutkan, Anda diminta untuk merubah cara Anda berpikir dari Perasaan Pertama menuju Perasaan Kedua. Supaya lebih jelas, yuk kita baca pelan-pelan sambil diresapkan dalam hati kalimat yang ada dibawah ini.

Perasaan Pertama
- Panik dan bingung
- Malu/takut kehilangan muka
- Berusaha menghindari kenyataan
- Mudah marah dan tersinggung
- Ingin berhenti ketika melakukan sesuatu
- Ego pribadi kita
Perasaan Kedua
- Menjelaskan perasaan dan tujuan Anda
- Berani keluar dari perasaan nyaman
- Meningkatkan kesadaran dan menerima kenyataan
- Mengerti tingkat kemampuan diri kita dan berusaha meningkatkannya
- Ingin melangkah kedepan dengan semangat dan hati-hati
- Merespon dengan sepenuh hati

Dalam bukunya Inner Skiing, W. Timothy Gallwey and Robert Kriegel mengatakan bahwa ada dua macam perasaan takut. Perasaan Pertama dan Perasaan Kedua. Perasaan Pertama justru membuat diri kita semakin terbelenggu kedalam ketakutan, sedangkan perasaan kedua mendorong diri kita untuk keluar dari rasa ketakutan secara efektif. Perasaan Kedua mendorong diri kita memusatkan perhatian, membuat adrenalin kita untuk selalu berusaha semaksimal mungkin serta mendorong kita untuk memiliki persepsi yang tajam dan bijaksana. Perasaan Kedua membuat diri kita untuk melakukan tindakan secara efektif daripada Perasaan Pertama yang membuat diri kita selalu protektif.
Ketiga, lepaskan perasaan yang telah menyesakkan hati Anda. Ketika menghadapi perasaan tersebut, jangan belenggu diri Anda kedalam kesempurnaan. Cara yang terbijak adalah katakan dan ucapkan secara tegas kepada diri Anda bahwa Anda ingin berubah. Ketika Anda mengucapkan kalimat tersebut, Anda tidak perlu memikirkan bagaimana Anda merubah perasaan tersebut. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengucapkan kata-kata tersebut setiap hari sambil memelihara perasaan keingin-tahuan Anda akan apa yang terjadi.

Keempat, saya menunggu berita dari Anda setelah Anda mempraktekkan langkah-langkah tersebut. Lakukan sekarang atau Anda akan menghabiskan waktu Anda tenggelam dalam kesedihan? Ketika praktek, Anda dapat mendiskusikan dengan saya setiap waktu. Saya dengan senang hati melakukannya.-Mungkin Anda bertanya, sesederhana itukah untuk mengusir ketakutan? Dengan hanya merubah pola piker dari Perasaan Pertama ke Perasaan Kedua dan mengucapkan keinginan berubah setiap hari? Mau tahu jawabannya? Jawabannya, ya memang sesederhana itu. Sesederhana Anda merubah pola pikir Anda dari Perasaan Pertama ke Perasaan Kedua sebagaimana saya gambarkan diatas.

Mengapa? Karena Anda adalah pemilik dari segala pikiran, perasaan akan ketakutan atau keberanian bergantung dari bagaimana cara Anda mengaturnya. Semakin Anda dapat menyeimbangkan perasaan dan pikiran, semakin dekat Anda untuk menjadi self mastery. Dan karena karena keinginan Anda untuk berubahlah yang justru mengantarkan diri Anda keluar dari ketakutan tersebut. Mudah bukan? Yuk segera kita usir rasa ketakutan yang selama ini menghinggapi diri Anda? Bukankah Anda memiliki banyak keinginan dan ingin meraihnya? Anda tahu jawabannya bukan?

URL : google.com

Definisi Harapan



Snyder (2000) menyatakan harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan didasarkan pada harapan positif dalam pencapaian tujuan. Snyder, Irving, & Anderson (dalam Snyder, 2000) menyatakan harapan adalah keadaan termotivasi yang positif didasarkan pada hubungan interaktif antara agency (energi yang mengarah pada tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan). Snyder, Harris, dkk (dalam Snyder, 2000) menjelaskan harapan sebagai sekumpulan kognitif yang didasarkan pada hubungan timbal-balik antara agency (penentu perilaku yang berorientasi tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan).
Snyder (dalam Carr, 2004) mengkonsepkan harapan ke dalam dua komponen, yaitu kemampuan untuk merencanakan jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan agency atau motivasi untuk menggunakan jalur tersebut. Harapan merupakan keseluruhan dari kedua komponen tersebut. Berdasarkan konsep ini, harapan akan menjadi lebih kuat jika harapan ini disertai dengan adanya tujuan yang bernilai yang memiliki kemungkinan untuk dapat dicapai,
bukan sesuatu yang mustahil dicapai. Pemikiran hopeful mencakup tiga komponen, yaitu goal, pathway thinking, dan agency thinking. Namun jika individu memiliki keyakinan untuk mencapai tujuannya, maka individu tidak memerlukan harapan. Sebaliknya, jika individu yakin bahwa ia tidak akan bisa maka ia akan menjadi hopeless. Berdasarkan konseptualisasi ini, emosi positif dan negatif merupakan hasil dari pemikiran hopeful atau hopeless yang memiliki tujuan. Pada situasi adanya usaha untuk mencapai tujuan, perilaku hopeful akan ditentukan oleh interaksi dari hal berikut: 
a. Seberapa bernilainya tujuan atau hasil yang ingin dicapai.
b. Pemikiran mengenai jalur untuk mencapai tujuan dan harapan yang berkaitan dengan seberapa efektif jalur/cara ini untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Pemikiran mengenai pribadi dan seberapa efektif individu dalam mengikuti jalur untuk mencapai tujuan tersebut.

Teori harapan juga menekankan peran dari hambatan, stressor, dan emosi. Ketika menjumpai hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan, individu menilai kondisi tersebut sebagai sumber stres. Berdasarkan postulat teori harapan, emosi positif dihasilkan dari persepsi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan. Sebaliknya emosi negatif mencerminkan kegagalan pencapaian tujuan, baik yang mengalami hambatan ataupun tidak mengalami hambatan. Oleh karena itu, persepsi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan akan mendorong munculnya emosi positif dan negatif (Snyder & Sympson, dalam Snyder, 2000). Kemudian emosi ini bertindak sebagai reinforcing feedback.

URL :  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29484/4/Chapter%20II.pdf

Perbedaan antara pandangan hidup dengann cita cita



Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna, dengan kemampuan akal pikiran, perasaan, serta pemikiran sehingga manusia dapat menentukan jalan hidupnya, apa yang harus mereka perbuat, harus mereka tinggalkan, ataupun apa yang menjadi hak serta kewajiban mereka. Dalam hidupnya, manusia terus berjuang untuk mencapai dan meraih suatu yang diharapkannya, karena manusia berusaha untuk mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan, yaitu kesejahteraan, kemakmuran, dan kedamaian dalam hidupnya. Terkadang manusia mendapatkan apa yang tidak sesuai dengan harapannya, hal tersebut dapat saja dikarenakan mereka tidak memiliki tujuan awal dari hidupnya, akan bagaimana, akan menjadi apa, dan akan seperti apa kehidupan mereka kedepannya.
Suatu tujuan hidup, ataupun pandangan hidup sangat penting dalam kehidupan seorang manusia. Tujuan, adalah tolak ukur dari sebuah takaran yang dapat diraih dengan sebuah usaha. Tolak ukur yang dijadikan patokan, sejauh mana orang harus berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Begitu pula dengan cita-cita tau pandangan hidup. Didasarkan pada adanya harapan serta keinginan untuk melakukan suatu perubahan, untuk melakukan sebuah gerakan untuk meraih apa yang diinginkan, terutama untuk kehidupannya kelak.
Manusia pasti melakukan pengharapan, manusia pasti memiliki cita-cita dan utjuan. Manusia yang tidak memiliki cita-cita adalah manusia yang hanya bergantung pada apa yang ada, manusia yang hanya dapat menunggu nasib menjawab kehidupannya. Hal tersebut sangatlah salah. Pada kenyataannya, tujuan, dan cita-cita dalam hidup adalah sebuah motivasi, sebuah dorongan bagi seseorang untuk dapat maju dan berkembang agar dirinya dapat menjadi pribadi yang lebih baik sebelumnya. Tidak ada manusia yang selalu bergantung pada nasib, selalu bergantung pada takdir atau keberuntungan. Allah pasti akan merubah kehidupan seseorang (suatu kaum) jika orang (kaum) tersebut mau merubahnya dirinya sendiri. Tidak ada yang tidak mungkin, jadikanlah sebuah cita-cita sebagai motivasi untuk maju.
Sebuah tujuan, cita-cita, harapan, pandangan hidup, dan keinginan memiliki arti yang hamper sama. Namun pada konteksnya kata-kata tersebut memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan seorang manusia. Tujuan, seorang manusia harus memiliki tujuan hidup yang pasti, dan jelas. Apabila seorang manusia memiliki tujuan hidup yang jelas maka hidupnya akan terarah, ia akan mengetahui dengan pasti apa yang harus dicapai dari tujuan awal hidupnya. Dengan demikian ia tidak akan merasa bingun untuk apa hidupnya, ditujukan untuk apa hidupnya, dan mengapa ia melakukan sesuatu, karena semata-mata adalah untuk memperoleh tujuan hidupnya yang mungkin hanya ia yang tahu, karena setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda.
Cita-cita, biasanya dikaitkan dengan masa depan seseorang dan biasanya dihubungkan dengan profesi seseorang nantinya. Orang yang memiliki cita-cita adalah orang yang akan berusaha untuk mencapai cita-cita tersebut dengan sungguh-sungguh. Cita-cita tidak dapat dianggap remeh, walaupun dari kecil seseorang berharap atau berkata ingin menjadi ini, ingin menjadi itu, tetapi bisa saja ucapa ntersebut terwujud, karena tidak aka nada yang tahu bagaimana nasib seseorang kedepannya, tetapi pastinya harus ada bukti nyata usaha untuk meriah cita-cita tersebut. Tidak aka nada pula cita-cita yang datang pada seseorang dengan begitu mudahnya seperti turunnya hujan, suatu kesuksesan, sebuah rasa bangga dan juga pencapaian yang diperoleh bukanlah semata-mata karena keberuntungan, bukan semata-mata karena nasib, tapi karena kehendak-Nya disertai dengan adanya ikhtiar manusia untuk meraihnya.
Sebuah harapan, biasanya diiringi dengan sebuah doa, doa yang ditujukan seseorang untuk dapat meraih apa yang diharapkan. Harapan adalah sebuah pebangkit, dengan adanya harapan, manusia akan bergerak dan bangkit, karena setiap manusia pasti memiliki harapan, setiap manusia pasti berharap, mereka memiliki hati nurani yang selalu ingin meminta, ingin selalu memiliki, dan ingin selalu merasakan apa yang namanya rahmat. Rahmat yang diberikan Allah pada manusia adalah sebuah harapan yang nyata, seseorang akan merasa bersyukur, akan merasa senang dan hatinya akan tenang apabila apa yang diharapkannya terjadi, namun bila tidak, terkadang manusia merasa bahwa ia mendapatkan yang tidak seharusnya, yang tidak sesuai dengan harapannya. Sebaiknya manusia dapat menyadari, apapun yang mereka harapkan, apapun yang mereka minta adalah pemberian Allah, dan Allah lah yang mengetahui segalanya, yang baik dan buruk bagi umat-Nya, maka dari itu hendaknya sellau bersyukur akan segala yang diterima dan diperoleh, walaupun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pandangan hidup, adalah kata-kata yang paling jauh kedepan maknanya. Pandangan hidup adalah pandangan seseorang mengenai bagaimana kehidupan seseorang di masa depan, apa orang tersebut akan merasa bahagia atau sejahtera di masa mendatang, atau malah sebaliknya. Orang yang memiliki pandangan hidup yang baik, biasanya memiliki masa depan yang baik pula. Karena sejak dari sekarang, atau sejak ia memikirkannya, orang tersebut akan secara otomatis berhati-hati dalam bertindak, orang tersebut dapat memanajemen hidupnya dengan baik dengan memilah mana yang baik serta mana yang buruk untuk hidupnya aoa bila ia pilih, ia kerjakan, atau ia ambil daam sebuah pengambilan keputusan. Namun orang yang demikian biasanya sangat berhati-hati dan biasanya terkesan kaku, sehingga jika ia berada di lingkunag nyang tidak sesuai dnegan dirinya, ia tidak akan dapat berbuat apa-apa. Maka dari itu, cobalah untuk menjadi orang yang memiliki pandangan hidup yang sederhana, bijak dalam menentukan aa yang baik dan buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Keinginan, hampir sama dengan harapan, namun biasanya suatu keinginan diucapkan atau diungkapkan seseorang secara spontan. Seseorang akan menginginkan sesuatu secara spontan, dan terkadang yang bersifat spontan itulah yang dilakukan pertama kali oleh seseorang. Orang tersebut akan melakukan usaha nyata untuk mendapt apa yang diinginkannya secara langsung, karena biasanya yang secara langsung akan segera memunculkan ide, keberanian, dan perasaan pantang menyerah untuk meraih segala hal.
Dari tujuan, cita-cita, harapan, pandangan hidup, dan keinginan merupakan sebuah hal yang lazim dimiliki oleh seorang manusia. Hal tersebut dikarenakan manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mereka harus dapat memanfaatkan kelebihannnya masing-masing dengan baik, dan harus dapat membuat apa yang menjadi kekurangan mereka dapat tertutupi oleh kelebihannya. Maka dari itu hendaklah berusaha untuk mewujudkan sebuah tujuan, serta pandangan hidup agar nantinya dapat memperoleh sesuatu yang terbaik, walaupun terkadang tidak sesuai dengan harapa. Tetapi percayalah, Allah akan memebrikan segala yang terbaik bagi umat-Nya karena Ia lah yang mengetahui, memberi, menguasai, dan memiliki segalanya di dunia ini. 

sumber : http://rendisigma.multiply.com/journal/item/24/TUJUAN_CITA-CITA_HARAPAN_DAN_PANDANGAN_HIDUP_ADALAH_PRIORITAS?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Rabu, 28 Desember 2011

Definisi penderitaan



 
2.1. Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
2.2. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan, memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas dari ingatan kita, barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita terlompat dari surga lantaran tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan syaitan.
2.3. Penderitaan Sebagai Anak Penguasaan
Diatas telah dikemukakan bahwa banyak factor yang sebenarnya menjadi penyebab penderitaan manusia, pendekatan bisa saja diakibatkan oleh perang, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak jarang justru penderitaan dating atau disebabkan oleh unsure manusia itu sendiri. Banyak factor bukti menunjukkan bahwa factor yang telah disebut di atas mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia.
Manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
Penderitaan manusia, sebagai buah dari praktek penguasaan, tidak lepas pula dari pengamatan para sastrawan, atau bahkan pada seniman pada umumnya. Dan memang terhadap yang satu ini mereka umumnya lebih mudah menangkan fenomena tersebut dan sekaligus lebih vokal dalam menyuarakannya dibandingkan kelompok property lainnya.
2.4. Siksaan
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang nerakadan dosa dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al – Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al – Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al – Quran surat – surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
2.5. Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi pendeirta, rasa sakit atau penyakit tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Penderitaan rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian yang satu dengan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena siksaan orang merasa sakit dank arena merasa sakit orang menderita.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa social, dermawan, dan sebagainya.
Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya hanya tergantung kepada penderita atau keluarga penderita, apakah ada usaha atau tidak.
2.6. Neraka
Berbicara tentang neraka maka lazimnya kita tentu ingat kepada dosa, juga terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa. Jelaslah bahwa antara mereka, siksaan, rasa sakit dan penderitaan terdapat hubungan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Manusia masuk neraka karena dosa, oleh karena itu, bila kita berbicara tentang dosa berarti juga berkaitan tentang kesalahan . dalam Al – quran banyak yang berisi tentang siksaan di neraka, atau ancaman siksaan.
Banyak penderitaan yang dialami orang di dunia karena hebatnya penderitaan itu tak ubahnya dengan neraka saja. Neraka atau penderitaan yang hebat itu menimbulkan daa kreativitas manusia. Selain itu banyak media massa yang mengkomunikasikan penderitaan hebat yang pilu dan haru membacanya, sehingga banyak orang yang mengulurkan tangan ingin meringankan beban penderitaan sesamany. Karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat mengubah sikap mental manusia.
2.7. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa factor – factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.