TUGAS
MAKALAH EKONOMI KOPERASI
DOSEN
: ZUHAD
“PERKEMBANGAN
KOPERASI DI INDONESIA”
NAMA : ULZPAH FAUZIAH
NPM : 17211221
KELAS : 2EA18
FAKULTAS/JURUSAN :
EKONOMI-MANAJEMEN S1
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan koperasi di Indonesia terus
berkembang. Perkembangan tersebut ditandai dengan banyaknya pertumbuhan
koperasi di Indonesia. Tetapi di dalam perkembangan tersebut banyak terjadi hambatan-hambatan.
Sebelum mengetahuinya terlebih dahulu kita perlu mengetahui sejarah awal
pembentukan koperasi. Selain itu, kita juga dapat mengetahui faktor-faktor apa
saja yang bisa menghambat pertumbuhan koperasi di Indonesia. Hal ini
melatarbelakangi di dalam pembahasan pembuatan makalah koperasi Indonesia.
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat
mengetahui pengertian dari koperasi.Faktor-faktor apa saja yang menghambat
pertumbuhan koperasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Perkembangan
Koperasi di indonesia
Menurut Analisis
SWOT
1.2.1 Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki
koperasi. Dengan mengetahui kekuatan, koperasi dapat dikembangkan menjadi lebih
tangguh hingga mampu bertahan dalam perekonomian di Indonesia dan mampu
bersaing untuk pengembangan selanjutnya.
Peterson (2005), mengatakan bahwa koperasi harus memiliki
keunggulan-keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi-organisasi bisnis
lainnya untuk bisa menang dalam persaingan di dalam era globalisasi dan
perdagangan bebas saat ini.
Keunggulan kompetitif disini didefinisikan sebagai suatu kekuatan
organisasional yang secara jelas menempatkan suatu perusahaan di posisi
terdepan dibandingkan pesaing-pesaingnya.
Faktor-faktor keunggulan kompetitif dari koperasi harus datang dari:
1. Sumber-sumber tangible seperti kualitas atau keunikan
dari produk yang dipasarkan (misalnya koperasi susu, koperasi harus
memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan) dan kekuatan modal.
2. Sumber-sumber bukan tangible seperti brand name,
reputasi, dan pola manajemen yang diterapkan.
3. Kapabilitas atau kompetensi-kompetensi inti yakni kemampuan yang
kompleks untuk melakukan suatu rangkaian pekerjaan tertentu atau
kegiatan-kegiatan kompetitif.
Kelemahan (Weakness),
Kelemahan (Weakness) yaitu segala faktor yang
tidak menguntungkan atau merugikan bagi koperasi. Menurutnya, salah satu yang
harus dilakukan koperasi untuk bisa memang dalam persaingan adalah menciptakan
efisiensi biaya. Tetapi ini juga bisa ditiru / dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
lain (non-koperasi). Jadi, ini bukan suatu keunggulan kompetitif yang
sebenarnya dari koperasi. Menurutnya satu-satunya keunggulan kompetitif
sebenarnya dari koperasi adalah hubungannya dengan anggota.
Misalnya,di koperasi produksi komoditas-komoditas pertanian, lewat
anggotanya koperasi tersebut bisa melacak bahan baku yang lebih murah,
sedangkan perusahaan non-koperasi harus mengeluarkan uang untuk mencari bahan
baku murah.
Kesempatan (Opportunties)
Kesempatan (Opportunities) yaitu semua
kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau
kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi
koperasi untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Loyd (2001)
menegaskan bahwa koperasi-koperasi perlu memahami apa yang bisa membuat mereka
menjadi unggul di pasar yang mengalami perubahan yang semakin cepat akibat
banyak faktor multi termasuk kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan
masyarakat yang membuat perubahan selera pembeli, penemuan-penemuan material
baru yang bisa menghasilkan output lebih murah, ringan, baik kualitasnya, tahan
lama, dan makin banyaknya pesaing-pesaing baru dalam skala yang lebih besar.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut faktor-faktor kunci yang
menentukan keberhasilan koperasi adalah:
1.
Posisi pasar yang kuat (antara lain dengan mengeksploitasikan
kesempatan-kesempatan vertikal dan mendorong integrasi konsumen).
2.
Pengetahuan yang unik mengenai produk atau proses produksi.
3.
Sangat memahami rantai produksi dari produk bersangkutan.
4.
Menerapkan suatu strategi yang cemerlang yang bisa merespons secara
tepat dan cepat setiap perubahan pasar.
5. Terlibat aktif dalam
produk-produk yang mempunyai tren-tren yang meningkat atau prospek-prospek masa
depan yang bagus (jadi mengembangkan kesempatan yang sangat tepat).
1.2.2 Ancaman (Threats)
Ancaman (Threats) yaitu hal-hal yang dapat
mendatangkan kerugian bagi kopersi seperti Peraturan Pemerintah yang tidak
memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, meningkatnya
pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour
operator asing yang lebih professional, yaitu dengan melihat kekuatan (Strengths),
kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities) dan ancaman (Threats)
koperasi di Indonesia.
Sedangkan faktor-faktor eksternal
terutama adalah intervensi pemerintah yang terlalu besar yang sering didorong
oleh donor, kesulitan lingkungan-lingkungan ekonomi dan politik, dan
harapan-harapan yang tidak realistic dari peran dari koperasi. Menurut
mereka, problem yang paling signifikan adalah cara bagaimana koperasi itu
dipromosikan oleh pemerintah. Promosi yang sifatnya dari atas ke bawah telah
menghalangi anggota untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan koperasi.
Bentuk-bentuk organisasi dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan diatur oleh
pihak luar.
Jadi koperasi telah gagal untuk
berkembang menjadi unit-unit yang mandiri dan sepenuhnya berdasarkan anggota.
Masih dalam kaitan ini, Linstad (1990) mengatakan bahwa di banyak negara
berkembang sering kali pemerintah melihat dan menggunakan koperasi sebagai
suatu alat untuk menjalankan agenda-agenda pembangunannya sendiri.
Koperasi sering diharapkan bahkan di
paksa berfungsi sebagai kesejahteraan sosial dan sekaligus sebagai organisasi
ekonomi, yang dengan sendirinya memberi beban sangat berat kepada struktur
manajemen koperasi yang pada umumnya lemah.
Menurut Braverman, dkk. (1991),
sedikit sekali perhatian diberikan kepada kondisi-kondisi ekonomi dimana
koperasi-koperasi diharapkan melakukan berbagai aktivitas. Promosi koperasi
yang tidak diskriminatif, yakni tanpa memberi perhatian pada hal-hal seperti
dinamik-dinamik internal, insentif, struktur kontrol, dan pendidikan dari
anggota, sering kali telah membuat koperasi-koperasi menjadi
organisasi-organisasi birokrasi yang sangat tergantung pada dukungan pemerintah
dan politik. Oleh karena itu, Gentil (1990) menegaskan bahwa agar koperasi maju
maka hubungan antara pemerintah dan koperasi yang didefinisikan ulang.
2.1 Hambatan-hambatan Koperasi di
indonesia
Salah satu kendala utama yang
dihadapi koperasi adalah banyak partai politik yang memanfaatkan koperasi untuk
meluaskan pengaruhnya. Dan juga karena hambatan-hambatan yang di alami
Indonesia di antaranya kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat
rendah. Koperasi di Indonesia masih sangat lemah. Tidak ada perkembangan yang
cukup tinggi. Boleh dikatakan koperasi di Indonesia berjalan di tempat.
Beberapa faktor yang menyebabkan koperasi tidak bisa berjalan adalah
dari segi permodalan. Faktor lain yang perlu kita perhatikan dalam mendukung
perkembangan koperasi adalah manajemen koperasi itu sendiri. Banyak hambatan
yang dihadapi koperasi dari segi manajemennya sendiri.
Permasalahan
yang di hadapi Koperasi:
1.Selain itu
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang semakin berkembang di sejumlah kota
Indonesia maupun koperasi simpan pinjam, yang operasinya lebih pada kredit
mikro .
2.Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya
untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesejah teraanya, atau mengembangkan diri
secara mandiri.Padahal Kesadaran ini akan menjadi motivasi utama bagi pendirian
koperasi ‘dari bawah’
3.Kurangnya kejelasan akan kesadaran dan kejelasan dalam keangggotaan Koperasi
4.Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi
5.Para angota Koperasi yang kurang dalam penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan kemampuan menejerial.
3.Kurangnya kejelasan akan kesadaran dan kejelasan dalam keangggotaan Koperasi
4.Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi
5.Para angota Koperasi yang kurang dalam penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan kemampuan menejerial.
Solusinya
adalah:
1. Faktor kuncinya adalah kesadaran
kolektif dan kemandirian. Dengan demikian masyarakat tersebut harus pula memahami
kemampuan yang ada pada diri mereka sendiri sebagai ‘Modal’ awal untuk mengembangkan diri. Faktor eksternal dapat
diperlakukan sebagai penunjang atau komplemen bagi kemampuan sendiri tersebut.
2. Hal ini secara khusus mengacu pada
pemahaman anggota dan masyarakat akan perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat
yang dapat diperoleh dengan menjadi anggota atau tidak menjadi anggota. Jika
terdapat kejelasan atas keanggotaan koperasi dan manfaat yang akan diterima
anggta yang tidak dapat diterima oleh non-anggota maka akan terdapat insentif
untuk menjadi anggota koperasi. Pada gilirannya hal ini kemudian akan
menumbuhkan kesadaran kolektif dan loyalitas anggota kepada organisasinya yang
kemudian akan menjadi basis kekuatan koperasi itu sendiri.
3. Penyediaan insentif dan fasilitasi
dalam rangka pengembangan jaringan kerjasama usaha antarkoperasi;
4. Pemberian dukungan dan kemudahan untuk pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan koperasi di bidang pendidikan dan pelatihan.
4. Pemberian dukungan dan kemudahan untuk pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan koperasi di bidang pendidikan dan pelatihan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum. Keanggotaan kopersi terdiri dari perorangan,
yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi. Badan hukum
koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki
lingkup lebih luas.
Salah satu kendala utama yang dihadapi koperasi adalah
banyak partai politik yang memanfaatkan koperasi untuk meluaskan pengaruhnya.
Dan juga karena hambatan-hambatan yang di alami Indonesia di antaranya
kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah.
Koperasi dapat dianalisa dengan SWOT (Strength,
Weakness, Oppurtunities, Threats). Kekuatan (strength) yaitu
kekuatan apa saja yang dimiliki koperasi. Dengan mengetahui kekuatan, koperasi
dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam
perekonomian di Indonesia dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.
Kelemahan (Weakness) yaitu segala faktor yang
tidak menguntungkan atau merugikan bagi koperasi. Menurutnya, salah satu yang
harus dilakukan koperasi untuk bisa memang dalam persaingan adalah menciptakan
efisiensi biaya.
Kesempatan (Opportunities) yaitu semua
kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau
kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi
koperasi untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.
Ancaman (Threats) yaitu hal-hal yang dapat
mendatangkan kerugian bagi kopersi seperti Peraturan Pemerintah yang tidak
memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, dan lain-lain.
BAB IV
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar